Kamis, 03 Mei 2018

Film Noir Rasa Receh


Sekali-sekali saya datang ke ajang yang tak ada hubungannya dengan film. Macam perhelatan yang digelar oleh Bina Antar Budaya di EX Plaza, Jakarta Pusat pada pertengahan Februari 2010 misalnya. Ketika itu berlangsung sebuah diskusi santai yang menghadirkan para pembuat film. Di sana hadir ada sutradara Joko Anwar dan Andibachtiar Yusuf.

Tepat sebelum sesi dimulai, pembawa acara Ully Herdinansyah memperkenalkan pembicara yang hadir kepada para hadirin. Cowok yang pernah berakting dalam Nagabonar Jadi 2 ini membacakan riwayat hidup para sineas tersebut. Joko Anwar misalnya, disebutkan sebagai sutradara pembuat film noir (bacanya noar).

Tiba-tiba Yusuf, pembicara yang lain langsung memotong dan spontan berkomentar dengan isengnya,”Maaf, mau tanya. Arti kata noir itu apa sih, Jok? Film yang gambarnya gelap-gelap kurang cahaya gitu ya?”

“Bukan dong. Belum tahu ya? Noir itu maksudnya Joko A-Noir lagi...” kilah sutradara (bertubuh) besar itu dengan kalem tapi setengah mengejek.

Kemudian sang MC pun hanya bisa manggut-manggut mendengar guyonan receh itu.  


Maret 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar