Kegiatan syuting film itu menyenangkan. Namun kadang-kadang rasa bosan muncul saat menanti giliran take. Nah, pada saat seperti itu para aktor melakukan aneka kegiatan
untuk mengusir iseng, berkelakar misalnya. Salah satu yang cukup lincah dalam
melontarkan canda adalah pelakon senior Rudy Wowor.
Ketika
dijumpai di lokasi syuting Merah Putih,
sutradara Yadi Sugandi baru saja meneriakkan cut untuk adegan yang dimainkan Rudy bareng pemain lain. Pria
kelahiran Amsterdam ini berperan sebagai Van Gaardner, seorang perwira menengah
di pihak londo. Gedung Lawang Sewu di jantung kota Semarang dipilih sebagai
markas komandonya.
Obrolan
ngalor ngidul terlontar begitu saja saat Rudy menyempatkan diri untuk nongkrong
sejenak. Sambil menyalakan rokok spesialis peran tentara londo ini bercerita sedikit
tentang porsi perannya. Topiknya macam-macam pula.
”Pangkat
saya Mayor. Di atasnya masih ada lagi kolonel,” demikian pria jago menari ini
menerangkan posisinya dengan logat bule macam yang biasa muncul di sandiwara 17
Agustusan di kelurahan.
Selanjutnya
dia membocorkan bagaimana pembicaraannya dengan Sersan Yanto. Nah, Yanto ini
adalah serdadu di pihak republikein yang dimainkan aktor Ario Bayu. Entah
bagaimana ceritanya rumpian ini ujungnya malah menyebut-nyebut tentang
kinerja anggota parlemen.
”Anda tahu
asal kata parlemen?” sodor Rudy kepada kami. Pertanyaan ini membuat para
wartawan berpikir keras mencari tahu apa jawabannya. Sejurus kemudian kami
sudah dibuatnya menyerah.
”Itu
berasal dari bahasa Perancis, parler
dan mentir,” begitu jawabnya. ”Parler itu artinya bicara dan mentir itu berbohong. Jadi parlemen
artinya berkata bo...,” lanjut Rudy sambil meletakkan telapak tangan untuk menutup mulutnya.
Maret 2009