Nurman Hakim adalah nama salah satu sutradara yang konsisten dalam membuat film berlatar religi. Maklum, dia memang lahir dari kalangan pesantren. Tak heran jika kisah-kisah yang diusungnya terasa cukup kuat, buktinya sempat beberapa kali filmnya masuk nominasi FFI.
Berkaitan dengan film religi, saya sempat wawancara dengannya sekitar April 2016. Topiknya soal isu poligami yang tampaknya amat digandrungi oleh pembuat film di sini. “Kenapa kok di Indonesia orang bikin film drama religi tapi sebatas membahas isu poligami?”
“Mungkin
yang mereka tahu bahwa urusan poligami selalu berhubungan dengan agama,” tukas Hakim sambil tertawa,”... jadi mereka malas untuk
membahas tema lain dalam agama yang sebenarnya sangat luas.”
“Oh ya... kok bisa begitu
ya?” tanya saya lagi.
“Karena
mungkin dianggap sesuatu yang menarik. Atau
bisa saja itu adalah representasi dari penonton kita yang secara alam bawah
sadar ingin
tahu dunia poligami itu seperti apa,”
seloroh suami sutradara Nan T Achnas ini.
“Atau ada kemungkinan
para penonton mau mencoba menambah istri?” lagi-lagi saya sambar.
“Ya, bisa. Mungkin suatu saat mereka akan coba...”
lanjutnya masih sambil tertawa.
12 November 2016
Tidak ada komentar:
Posting Komentar